100 Tahun Partai Komunis Tiongkok: Heroisme dan Tragedi
- Detail
- Daniel Morley
Sejarah PKC, dari partai yang berdiri pahlawan menjadi partai yang berisi birokrat dan kapitalis.
Sejarah PKC, dari partai yang berdiri pahlawan menjadi partai yang berisi birokrat dan kapitalis.
Kegagalan dalam penanganan pandemi merupakan cerminan dari sistem sosial yang sudah membusuk dalam skala dunia. Kapitalisme – kendati memiliki capaian teknologi yang kolosal – terbukti tidak mampu menyediakan vaksin, obat-obatan, dan oksigen untuk menolong ribuan orang yang terinfeksi. Alih-alih menyembuhkan, sistem sosial ini terbukti menjadi tempat inkubasi bagi berkembangnya virus yang mematikan hari ini.
Jika kaum imperialis bisa mendapatkan dukungan dari PBB untuk tujuan imperialis mereka, mereka cukup senang menggunakannya sebagai kedok yang nyaman, seperti misalnya dengan Perang Teluk pertama dan invasi ke Irak pada tahun 1991, atau intervensi di Kongo di 1960-an, atau yang lebih anyar intervensi di Haiti.
Jika mereka tidak dapat memperoleh dukungan dari PBB, kaum imperialis puas untuk melanjutkan kebijakannya tanpa PBB.
Selama ada kelas kapitalis yang memegang kendali atas tuas ekonomi dan mengeksploitasi rakyat pekerja, selama ada Negara Borjuasi yang bertugas memfasilitasi eksploitasi ini dan mempertahankan dominasi kelas kapitalis, maka selama itu pula akan ada korupsi. Usaha KPK untuk memberantas korupsi oleh karenanya adalah seperti menjaring angin, dan kontroversi TKW ini adalah salah satu contohnya.
Adanya birokrasi yang mengelola perekonomian dan negara, menimbulkan inefisiensi, pemborosan, korupsi dan kemalasan. Menghadapi situasi ini, Ordering Task mengusulkan penggunaan mekanisme pasar dan insentif material sebagai cambuk untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja. Masalahnya, jalan ini membuka pintu bagi kecenderungan kuat menuju pemulihan kapitalisme. Borjuasi kecil yang digambarkan oleh penulis #MásSocialismo tidak berbahaya dalam dirinya sendiri, melainkan karena memiliki pasar dunia dan kapitalis Kuba di Miami yang berdiri di belakangnya.
Belum lama yang lalu, dosen Universitas Indonesia Ade Armando membuat geger dunia “masyarakat sipil” dengan deklarasi pembentukan Civil Society Watch.
Hari ini, kelas penguasa sangat ketakutan terhadap setiap demonstrasi. Pandemi dan krisis yang menyertainya telah mengekspose ketidakbecusan pemerintah.
Sebagai kaum Marxis dan internasionalis, kami membela hak rakyat Palestina untuk memiliki tanah air mereka dan hak mereka untuk melawan penindasan dan membela kehidupan mereka dengan cara apapun yang diperlukan.