Kaum Buruh Menghadapi Kapitalisme atau Imperialisme?
- Detail
- 10 Mei 2011
- Fahri Anam
Menjelang May Day, gerakan buruh dihadapkan lagi untuk merefleksi dirinya sendiri. Sudah sampai mana pencapaian yang telah diraih sejak May Day tahun lalu?
Menjelang May Day, gerakan buruh dihadapkan lagi untuk merefleksi dirinya sendiri. Sudah sampai mana pencapaian yang telah diraih sejak May Day tahun lalu?
Sifat buruk dan destruktif dari demokrasi ala Amerika sedang terkuak lebar hari ini. Intervensi Amerika dan sekutunya terhadap perjuangan rakyat Libia dengan dalih kemanusiaan bukanlah pembenaran yang cerdas. Karena hampir seluruh publik dunia – dari kuli bangunan hingga direktur bank; dari anak baru gede hingga orang kurang waras – tahu bahwa tujuan utama Amerika dan sekutunya atas Lybia adalah untuk kepentingan imperialis. Ungkapan-ungkapan filosofis dari mulut Obama, Sarkozy dan yang lainnya adalah omong kosong “demokrasi”.
“Saya senang, saya bersyukur. Sejak 2004, tidak ada pelanggaran HAM,” ujar SBY saat menyampaikan pidato resmi penutupan Rapat Pimpinan TNI dan Polri 2011 hari Jumat (21/1) lalu. Pada saat yang sama, Mubarak mungkin juga berilusi sama. “Tidak ada pelanggaran HAM di Mesir,” pikirnya, seperti mencoba meyakinkan dirinya bahwa dia tidak akan bernasib sama seperti Ben Ali tetangganya. Empat hari kemudian (25/1) negaranya sendiri diguncang oleh demo-demo yang menuntut pengunduran dirinya.`
Pada hari Minggu, 28 November, situs pembongkar rahasia (whistle-blower) Wikileaks melepaskan 219 dari 251287 kabel-kabel rahasia yang ingin mereka buat publik dari kedutaan-kedutaan besar Amerika di seluruh dunia. Dalam bagian pertama ini, Isa al-Jaza'iri mengupas diplomasi-diplomasi rahasia antara negara imperialis dalam upaya mereka untuk mempertahankan kekuasaan mereka.
Perjuangan kita adalah perjuangan kelas, yang mana pada akhirnya kita akan dihadapkan dengan masalah kekuasaan. Di setiap persimpangan, kita selalu dihadapkan pertanyaan: siapa yang berkuasa?
Kemarin malam (15/10), para petinggi dari enam partai menandatangi kontrak politik untuk mendukung pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono. Mereka adalah Partai Demokrat, PKB, PPP, PAN, PKS, dan Golkar. Koalisi ini memberi mereka total 421 kursi, sebuah mayoritas yang absolut. Bila pada jaman Orde Baru kita memiliki satu partai, yakni Golkar, yang biasanya menguasai 60-70% parlemen, sekarang kita hanya berganti kulit dengan koalisi yang menguasai 75% parlemen.
Satu pelajaran penting dari Venezuela adalah bahwa kedaulatan nasional tidak akan dapat tercapai di bawah kapitalisme. Di Indonesia, perjuangan untuk pembebasan nasional tidak bisa terpisahkan dari perjuangan melawan kapitalisme. Satu-satunya kekuatan yang mampu membawa pembebasan nasional adalah kelas buruh dengan bantuan kelas tani dan kaum miskin kota. Inilah satu-satunya kekuatan yang harus diandalkan.
Pada tanggal 9 April 2009, Indonesia menyelenggarakan pemilu ke-4nya yang “demokratis” semenjak kemerdekaannya pada tahun 1945.
Benar, roh Marxisme sudah kembali, menghantui kelas penguasa Indonesia yang sudah tua renta: kelas oligarki, borjuis, dan negara mereka. Ide Marx and Engels sedang dibangunkan sekali lagi dari tidur lelapnya. 42 tahun setelah kekalahan telak gerakan komunis Indonesia pada tahun 1965, dan dengan itu semua gerakan massa, kelas buruh bangun kembali dari tidurnya.
Artikel ini menyajikan ringkasan situasi ekonomi kapitalisme Indoneisia masa kini dan masa mendatang. Artikel ini juga melihat implikasi perjuangan kelas pekerja dan mengembangkan garis-garis besar tanggapan programatik sosialis terhadap krisis sistem ini.