Rekonsiliasi untuk Siapa dan untuk Apa?
- Detail
- 11 Agu 2019
- Ted Sprague
Rekonsiliasi ini menunjukkan kedua kubu mewakili kepentingan yang sama, yakni kapital
Rekonsiliasi ini menunjukkan kedua kubu mewakili kepentingan yang sama, yakni kapital
Ketakutan kelas penguasa terhadap segala yang berbau Marxisme sepertinya tidak pernah usai.
Setelah sampah-sampah yang berserakan di Petamburan dibersihkan, rakyat pekerja hanya bisa kembali ke rutinitas sehari-hari mereka: terperangkap dalam kemiskinan, kesengsaraan, pembodohan, dan degradasi mental tanpa akhir; sementara yang berkuasa – pemilik modal dan perwakilan-perwakilan politik mereka yang bisa kita temui di kedua kubu 01 dan 02 – akan tetap tambun dan sejahtera wal’afiat
Siapapun yang menang dalam pemilu ini, pemerintahan yang ada akan tetap menjadi pemerintahan yang membela kepentingan kaum pemilik modal. Kepentingan pemilik modal hanya bisa dipertahankan dan diperluas dengan mengorbankan kepentingan kelas pekerja.
Pembentukan partai buruh akan memberi kesempatan bagi kaum buruh untuk belajar bagaimana memformulasikan dan merealisasikan program perjuangan yang menyasar pada penumbangan sistem kapitalisme.
Kita tidak sedang membahas kiamat versi agama, tetapi kita sedang membahas kiamat yang sengaja dan terus dilakukan oleh kapitalisme. Hanya perubahan besar pada sistem ekonomi politik kita sekarang yang bisa menangkal masa depan yang suram ini.
Reforma agraria telah menjadi jargon kosong yang tidak berarti di mulut politisi. Yang dibutuhkan sekarang sudah bukan lagi reforma agraria tetapi revolusi agraria.
Golput telah menjadi ekspresi penolakan politik borjuasi yang ada. Di balik apatisme dan sinisme Golput di antara rakyat adalah benih revolusioner, benih pemberontakan terhadap tatanan politik yang ada. Simak Manifesto Golput yang kami terbitkan ini dengan seksama.
Di tengah krisis yang semakin tajam, banyak orang berusaha mencari jawaban mengenai apa itu revolusi.
Semenjak runtuhnya Uni Soviet hampir semua orang mengatakan sosialisme sudah gagal. Tetapi sebenarnya yang gagal di Uni Soviet adalah karikatur sosialisme, yakni Stalinisme.