nous sommes le pouvoirBerikut adalah pernyataan politik dari Militan menyikapi deklarasi Gerakan Buruh Indonesia (GBI) baru-baru ini mengenai pendirian Partai Buruh. Kawan-kawan buruh dan muda revolusioner yang setuju dengan pernyataan ini, kami dorong untuk membawanya ke serikat-serikat buruh, organisasi-organisasi perjuangan, lingkaran-lingkaran diskusi, dan kelas-kelas politik dimana kalian berada untuk didiskusikan dan dijadikan langkah awal untuk membangun kekuatan buruh sebagai jalan keluar revolusioner dari kebuntuan yang ada.

---

Di setiap pemilu, kita kaum buruh hanya dijadikan lumbung suara untuk kepentingan para politisi kapitalis. Dalam setiap kesempatan kampanye, para capres dan para caleg dari berbagai parpol tampak tergesa-gesa melakukan sesi-sesi foto bersama buruh, menebar senyum sambil melontarkan janji kalau mereka akan mewakili buruh dan membela kepentingan-kepentingan kita ketika sudah duduk di pemerintah. Kontrak politik pun diteken; pemimpin kita berjabat tangan erat dengan para capres dan para caleg. Namun pada akhirnya kesetiaan para politisi kapitalis ini adalah pada kapital, pada pemilik modal. Pemilu 2014 sekali lagi telah menjadi pelajaran bagi kita untuk hanya mempercayai kekuatan kita sendiri.

Pada May Day 2015 kali ini, para pemimpin serikat-serikat buruh yang tergabung dalam Gerakan Buruh Indonesia (GBI) telah menyerukan kesepakatan mereka untuk segera membentuk Partai Buruh.  “Sudah cukup kaum buruh dan rakyat jelata terus dibodoh-bodohi oleh elite-elite politik yang berkuasa saat ini... Dari 10 partai, tidak ada yang serius memperhatikan masalah buruh. Karena itu, pembentukan partai buruh merupakan kebutuhan yang mendesak dan harus segera direalisasikan,” ucap kawan Ilham Syah dari GBI dalam deklarasi Kamis kemarin (23/4/2015). Betul, sudah cukup! Buruh butuh partai politiknya sendiri, yang dibangun, dirawat dan dibesarkan lewat tenaga dan keringat mereka sendiri.

Kebuntuan dan kebangkrutan kapitalisme serta perpolitikan borjuasi hari ini membutuhkan sebuah kepemimpinan yang sejati, dan kepemimpinan ini hanya bisa datang dari kelas buruh. Kelas buruh, dengan memimpin dan merangkul semua lapisan tertindas, adalah satu-satunya kelas revolusioner yang dapat membebaskan bangsa ini dari rantai kapitalisme dan imperialisme yang tidak hanya mengikatnya tetapi juga mencekiknya.

Bukannya bersandar pada para kapitalis dan para perwakilan politiknya, bukannya membonceng dan menitipkan suara pada partai-partai kapitalis yang ada, bukannya membatasi diri pada pilihan terbaik dari yang buruk, tetapi menyerukan kemandirian kelasnya dengan lantang dan tegas. Secara konkret ini berarti sudah saatnya kelas buruh membangun sebuah partai buruh massa. Bangsa ini membutuhkan kepemimpinan revolusioner dari kelas buruh, dan adalah tanggung jawab – dan bahkan kehormatan – bagi kelas ini untuk mengemban tugas ini.

Oleh karenanya kaum buruh, lewat organisasi-organisasi perjuangan sehari-hari mereka – yakni serikat-serikat buruh massa – harus memulai proses pembangunan partai buruh ini. Tidak ada alasan logistik ataupun administrasi mengapa buruh tidak bisa membangun partainya sendiri. Kalau buruh bisa mengorganisir mogok senasional yang melibatkan jutaan buruh, kalau buruh bisa memaksa pemerintahan ini mendeklarasikan 1 Mei sebagai hari libur nasional, maka buruh bisa – dan harus – membangun partainya sendiri. Satu-satunya halangan hanyalah tembok yang ada di dalam kepala kita masing-masing, yang harus kita runtuhkan.

PROGRAM PARTAI BURUH

Lewat partai buruh ini kelas buruh akan memberikan kepemimpinan kepada seluruh rakyat pekerja yang tertindas. Maka dari itu, partai buruh ini juga harus mengusung program yang merangkul rakyat pekerja tertindas lainnya – tani, nelayan, dan kaum miskin kota. Program ini sekurang-kurangnya harus mengandung poin-poin berikut, yang bisa dikembangkan lebih lanjut oleh buruh sendiri lewat proses diskusi:

1) Nasionalisasi cabang-cabang industri penting – seperti perbankan, pertambangan migas dan non-migas, pertanian dan perkebunan besar atau agrobisnis, kehutanan, transportasi, telekomunikasi – yang akan diletakkan di bawah sistem ekonomi terencana yang demokratis.

2) Reforma agraria dan kredit murah bagi kaum tani miskin dan nelayan miskin

3) Kepastian kerja untuk semua rakyat, pemberlakuan upah layak untuk penghidupan,  penghapusan sistem outsourcing dan kerja kontrak, dan kebebasan berserikat

4) Rumah untuk semua rakyat

5) Pelayanan kesehatan gratis dan bermutu untuk semua rakyat

6) Pendidikan gratis bermutu bagi semua rakyat sampai tingkat perguruan tinggi

7) Program sosial dan perlindungan untuk kaum miskin kota dan anak jalanan

8) Perlindungan lingkungan hidup, untuk menciptakan lingkungan yang sehat bagi semua rakyat pekerja dan anak cucunya.

9) Kesetaraan hak sosial, ekonomi, politik dan budaya untuk kaum perempuan. Lawan semua bentuk diskriminasi terhadap perempuan di tempat kerja, lingkungan tempat tinggal, sekolah, dan keluarga.

10) Akhiri semua bentuk diskriminasi ras, agama, suku, gender, dan seks. Persatuan rakyat pekerja adalah satu-satunya cara untuk melawan diskriminasi.

11) Tangkap dan adili semua koruptor dan pelanggar HAM, serta sita semua harta bendanya

LANGKAH KE DEPAN

Partai buruh ini tidak bisa dibangun secara artifisial tanpa keterlibatan buruh luas yang sadar kelas. Ia juga tidak bisa dibangun dalam waktu semalam oleh segelintir orang ataupun segelintir serikat buruh. Ia adalah partai massa dan oleh karenanya harus datang dari massa buruh lewat serikat-serikat buruhnya. Ia harus dibangun dari bawah, dimulai dengan penyadaran politik di antara buruh. Oleh karenanya, beberapa langkah awal yang dapat dilakukan untuk mencapai ke sana adalah:

1) Propagandakan seruan pembangunan partai buruh di antara kaum buruh, lewat serikat-serikat buruh dan juga organ-organ perjuangan lainnya.

2) Selenggarakan diskusi di antara buruh dari tingkat bawah sampai ke tingkat atas mengenai wacana pembangunan partai buruh; bentuk lingkaran-lingkaran diskusi dan kelas-kelas ekopol untuk mendiskusikan wacana partai buruh ini secara luas: Apa itu partai buruh? Mengapa dibutuhkan partai buruh? Apa saja program yang harus diusungnya? Bagaimana membangunnya?

3) Di antara buruh yang masih berilusi pada parpol-parpol kapitalis, jelaskan dengan sabar dan “mild in manner, bold in content” (santun dalam pendekatan, keras dalam prinsip), bahwa yang dibutuhkan adalah buruh yang berdikari dengan partai buruhnya sendiri. Kaum buruh yang terpecah harus disatukan kembali, dan slogan persatuannya adalah “Bangun Partai Buruh!”

May Day tahun ini dan seruan GBI untuk membentuk partai buruh harus dijadikan momentum oleh setiap buruh yang revolusioner dan sadar kelas untuk menyatakan kemandirian kelasnya dan kepemimpinan kelasnya, bukannya memilih antara politisi borjuasi yang lebih baik. Kita harus serukan dengan lantang dan konsisten: Kaum Buruh, Tegaskan Kemandirian Kelas dan Kepemimpinan Kelasmu! Bangun Partai Buruh!